Industri karet dunia semakin berkembang pesat seiring dengan penemuan teknologi di bidang perkaretan. Awal mula penemuan tersebut yaitu pada abad XIX, ketika di temukan alat penghalus, pencampur dan pembentuk karet alam padat atau yang biasa disebut dengan masticator. Kemudian pada abad XX, industry karet sudah banyak mengalami perubahan penting. Yaitu karet yang di produksi secara di Afrika dan Brazil akhirnya di gantikan oleh karet yang berasal dari Asia Timur dan Perubahan tersebut juga akhirnya menyebabkan perbaikan produktivitas secara besar-besaran. Meskipun sudah banyak terjadi perubahan tetapi penelitian untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan yang sangat besar juga masih tetap dilakukan. Terutama pada pembibitan dan perawatan tanaman.
Sementara, perkembangan industri karet dari abad XX sampai saat ini, kebanyakan di bantu oleh produksi karet rakyat yang dapat memberikan hasil yang sepadan dengan apa yang diinginkan oleh pasar dunia. Bahkan karet rakyat sampai saat ini juga sudah memiliki luas perkebunan yang tidak sedikit didunia.
Dibalik kesuksesan industrik karet yang semakin berkembang pesat sampai saat ini, pada tahun 1920-an hingga awal tahun 1930-an, dunia digoncangkan dengan resesi ekonomi, sehingga menyebabkan permintaan karet untuk industry kendaraan bermotor berkurang. Akibatnya mengalami kelebihan produksi dan hasil panen karet yang menumpuk di tahun tersebut. Dan oleh karena itulah produksi karet mulai dibatasi. Pembatasan produksi tersebut juga bertujuan untuk menanggulangi kesulitan penjualan hasil selama tahun 1920an. Sedangkan, selama periode tahun 1920an hingga tahun 1942, industry karet dunia perlahan lahan mulai berkembang dan berperan penting dalam kemajuan teknologi. Yaitu karet alam sebagai satu-satunya komoditi karet yang digunakan oleh industry dunia. Dan karet alam masih tetap digunakan meskipun sejak awal abad XX karet sintesis sudah mulai di produksi.
Dengan terputusnya hubungan antara Eropa Barat dengan Amerika Serikat, maka perdagangan karet alam ke Amerika Serikan juga ikut terputus. Lalu kemudian Amerika Serikat menemukan solusi yaitu dengan cara memanfaatkan industri kimia di negaranya. Dan industri tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan karet yang sangat banyak. Pada tahun 1945, Amerika Serikat mampu memproduksi hingga satu juta ton karet sintetis dalam satu tahun. Selain itu, kapasitas produksi karet sintetis yang sangat besar juga terjadi di Kanada, Jerman dan Uni Soviet. Meskipun pada tahun 1962, produksi karet sintetis pernah mengalami penurunan hingga jumlahnya lebih kecil di bandingkan karet alam tetapi pada tahun 1963 produksi karet sitetis mampu bangkit dan berkembang hingga diatas karet alam.
Dengan penjelasan di atas tadi, maka bisa dikatakan bahwa industry karet dunia di pasar internasional selama 30 tahun terakhir ini sangat tergantung pada kedua jenis karet tersebut. Meskipun produksi keduanya pernah mengalami perbedaan.